Pages

Senin, 10 Maret 2014

Pemuda, Warisan Budaya dan Pariwisata Laut Indonesia

Budaya sangat penting bagi perkembangan suatu bangsa. Budaya merupakan warisan negara yang turun-temurun diberikan dari generasi satu ke generasi yang lain. Budaya tidak akan hilang bila kita menjaganya dengan baik. Seperti yang kita ketahui bahwa budaya Indonesia sangatlah banyak, mulai dari bahasa, makanan khas,  tarian, pakaian seperti batik dan kebaya, musik-musik beserta alat musiknya yang berbeda-beda tiap daerah.

Saya pernah membaca sebuah kutipan diinternet yang menyatakan bahwa “ketika kebudayaanmu terkikis oleh jaman, maka identitasmu pun akan ikut terkikis oleh jaman tersebut”. Sangatlah jelas makna dari kata-kata tersebut bahwa bila kita tidak bisa menjaga dengan baik kebudayaan sendiri, kebudayaan itu akan hilang dan diklaim oleh orang lain. Hal tersebut tidak akan menjatuhkan si pengklaim, justru yang merasa diklaimlah yang akan terjatuh dengan sendirinya. Jatuh dalam arti harga diri tidak bisa dikembalikan lagi. Kita hanya akan menanggung malu. Malu karena tak bisa menjaga kebudayaan sendiri dengan baik.
Sekarang, bagaimana caranya agar bangsa kita tidak merasa dijatuhkan lagi? Peran pemuda dalam hal ini sangatlah penting. Pemuda diharapkan mampu memberikan apresiasi yang cukup besar terhadap kebudayaan bangsa. Karena melalui campur tangan pemuda, masyarakat yakin warisan budaya akan cepat tersampaikan, melihat daya tangkap dan kreativitas pemuda sangatlah tinggi. Namun, tetap saja, hal itu tidak akan tercapai bila tidak ada kesadaran dari pihak pemuda itu sendiri. Ditambah dengan pengaruhnya budaya luar yang sangat cepat sehingga budaya sendiri terlupakan. Para pemuda tentu harus bersatu membangun benteng yang kokoh agar tidak dirobohkan atau bahkan direbut oleh orang lain.
Ketika dikatakan pemudalah yang memiliki peran penting, tentunya akan menimbulkan pertanyaan, kenapa harus pemuda ? Perlu kita ketahui bahwa pemuda mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan suatu bangsa. Pemuda mempunyai semangat yang menggebu-gebu, enerjik, dan idealis. Ya, pemuda memang tercipta sebagai manusia yang mempunyai kinerja otak yang luar biasa. Tak ayal, kebanyakan pemudalah yang lebih dibutuhkan oleh berbagai institusi. Karena, pemuda mempunyai otak yang luar biasa dalam proses berpikir dan bersikap kritis serta mempunyai daya kreativitas yang tinggi. Pantaslah pemuda sebagai orang yang lebih diharapkan dan diimpikan oleh masyarakat dalam membawa negeri ini menuju kearah yang lebih baik.
Pemuda sebagai generasi penerus bangsa diharapkan mampu menjaga dan melestarikan kebudayaan yang telah diwariskan kepadanya. Banyak sekali cara yang bisa dilakukan pemuda dalam melestarikan kebudayaan selain rasa bangga yang tinggi, misalnya menjadi penonton dalam acara-acara yang menampilkan budaya-budaya Indonesia. Itu adalah salah satu bentuk kecil dari apresiasi pemuda terhadap budaya. Atau, para pemuda aktif dalam komunitas-komunitas yang mempunyai tekad yang sama dalam melestarikan kebudayaan. Hal tersebut juga tak jauh dari peran aktif golongan tua yang membantu menyediakan fasilitas-fasilitas untuk pengadaan acara-acara yang berhubungan dengan kebudayaan, dalam hal ini adalah pemerintah.
Disamping itu, seperti yang kita ketahui bersama Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Tidak kurang dari 13.466 pulau dan diantaranya terdapat 92 pulau terluar yang beserta ruang laut, darat dan udara, membangun wilayah negara dengan total luas lebih dari 5,1 juta km per segi.  Sebagai negara kepulauan, dua pertiga luas wilayah negara ini adalah lautan. Laut adalah halaman dan garis terdepan negeri dengan suku-bangsa dan bahasa paling beragam di dunia ini. Indonesia terletak pada posisi geografis yang strategis, dimana gugus kepulauannya terbentang dan berada di sepanjang garis khalutistiwa, menghubungkan dua benua yaitu Asia dan Australia serta dua samudera, yaitu Hindia dan Pasifik. Oleh karena itulah, Indonesia dijuluki Nusantara (Kepulauan Antara) dengan slogan pemersatu, Bhineka Tunggal Ika (berbeda-beda namun tetap satu). Indonesia memiliki seejuta kekayaan laut yang berimbas pada keindahan pariwisata terkhusus untuk pariwisata laut yang luar biasa.
Terumbu karang, mangrove, dan padang lamun adalah tiga ekosistem kunci di kawasan pesisir dan laut. Terumbu karang dan mangrove merupakan ekosistem yang menjadi kekayaan dan kebanggaan di hampir seluruh bentang laut (seascape) di Indonesia. Indonesia juga memiliki keanekaragaman hayati dan ekosistem laut paling tinggi sekaligus paling rentan di dunia. Laut kita menjadi sangat rapuh dan rentan kelestariannya disebabkan banyak faktor, namun setidaknya dapat diuraikan menjadi lima hal serius dan mendasar.  Pertama, merajalela dan serakahnya korporasi global dalam pengurasan sumber daya mineral dan sumber daya ikan. Hal ini telah menyebabkan tangkapan berlebih (Overfishing) dan seringkali mereka ‘menghalalkan’ ikan dari hasil penangkapan yang ilegal, tidak diatur (merusak) dan tidak dilaporkan (IUU fishing). Kedua, pencemaran laut yang disebabkan oleh limbah cair dan sampah padat dari kegiatan industri dan domestik serta tumpahan minyak. Ketiga, semakin lunturnya budaya dan kearifan lokal dalam membangun teladan pemanfaatan sumber daya pesisir dan laut yang berkelanjutan. Keempat, meningkatnnya dampak negatif dari perubahan iklim, seperti percepatan mencairnya es di kawasan kutub, naiknya permukaan air laut dan pemutihan massal (mass bleaching) terumbu karang. Kelima, masih sangat lemahnya upaya penegakan hukum serta dukungan dan komitmen untuk mewujudkan tata-kelola  kelautan yang baik (good oceans governance).
Melihat fenomena ini sudah sepantasnya kita turut andil dengan mengambil peran dalam menghadapi dan mengatasi masalah ini agar keberlanjutan pariwisata laut da budaya Indonesia tetap lestari.Sekali lagi semua ini membutuhkan peran aktif dari para pemuda.

Salah Kaprah dengan "FMIPA"

Sejak berdiri sendiri menjadi perguruan tinggi negeri, UNTAD secara konsisten dan berkelanjutan mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah serta mendapat kepercayaan yang semakin kuat dari masyarakat Indonesia, khususnya dari segenap lapisan masyarakat Sulawesi Tengah.  Salah satu fakultas yang ada di Universitas Tadulako yang juga memiliki kompetensi yang patut diperhitungkan yaitu FMIPA Universitas Tadulako yang sekarang memilki 6 Jurusan. Akan tetapi fakultas dengan 6 jurusan ini sangat sedikit peminatnya karena berbagai alasan.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNTAD merupakan fakultas yang didirikan pada tanggal  4 April 2002 . Pendirian FMIPA sudah sangat diperlukan dalam upaya memberdayakan UNTAD untuk maju, berkembang dan bersaing dengan perguruan tinggi lainnya baik secara nasional maupun internasional. Sebagai embrio FMIPA pada tahun 2001 telah berdiri Jurusan/Program Studi Fisika, selanjutnya dibuka program studi  Matematika, Kimia, Biologi , farmasi dan statistic.
Ada sedikit pandangan masyarakat yang harus diklarifikasi, yaitu menyatakan bahwa FMIPA UNTAD  sama dengan PMIPA FKIP UNTAD. Perlu kita ketahu bahwa PMIPA dan FMIPA itu berbeda meskipun sama-sama mempelajari ilmu-ilmu alamiah dasar seperti kimia, fisika, biologi dan matematika. Antara PMIPA dan FMIPA masing-masing memiliki kelebihan. Pendidikan MIPA memiliki 4 jurusan utama yaitu pendidikan fisika, pendidikan matematika, pendidikan kimia dan pendidikan biologi dimana pada PMIPA ini materi-materi SAINS yang dipelajari hanya dasar-dasar saja, akan tetapi pada FMIPA yang memiliki 6 jurusan diantaranya kimia,  atau biasa juga dikenal dengna SAINS MURNI materi-materi yang dipelajari mulai dari hal yang paling dasar hingga hal yang yang paling kecil secara mendetail. Jadi, masing-masing memiliki kelebihan dimana pada PMIPA mahasiswa dilatih menjadi tenaga pengajar yang baik sedangkan pada FMIPA lebih berfokus pada pendalaman materi untuk meningkatkan skill dan pengetahuan sesuai bidang ilmu yang dipilih.
Hingga saat ini peminat FMIPA UNTAD dapat dikatakan masih sangat kurang, hal ini bisa dilihat dari jumlah pendaftar yang diterima, tiap tahunnya jumlah mahasiswa yang diterima ±500 orang, jumlah ini termasuk sedikit dibanding pendaftar di fakultas lain. Bermacam-macam alasan yang dilontarkan ketika masyarkat ditanya mengenai pendapatnya tentang FMIPA UNTAD atau biasa juga dikenal dengan sebutan “SAINS MURNI”.
Banyak masyarakat luar berpendapat bahwa SAINS MURNI di FMIPA UNTAD  itu sangat susah sehingga banyak yang lebih memilih fakultas lain yang lebih mudah untuk dimasuki. Pendapat seperti ini perlu diluruskan, pada dasarnya semua materi pada tiap fakultas dan jurusan itu tidak ada yang sulit dan tidak ada yang mudah, yang ada hanyalah karena factor kebiasaan. Misalnya jika kita telah terbiasa dengan kimia maka akan susah bagi kita untuk memahami biologi, yang bagi anak biologi itu merupakan hal yang mudah. Jadi, tidak ada yang sulit, tapi  mengapa terasa sulit karena kita belum berada di dalamnya. Karena kapan kita hanya melihat dari luar kita tidak akan pernah mengetahui hal mudah yang kita anggap sulit. Dan akhirnya  kita akan terus berada dalam kesulitan.
Pendapat lain, menyatakan bahwa FMIPA UNTAD itu merupakan fakultas tempat berkumpulnya mahasiswa-mahasiswa yang memiliki kemampuan luar biasa, hebat, pandai dan cerdas. Sehingga banyak orang-orang yang merasa  memiliki kemampuan pas-pasan enggan untuk masuk di FMIPA. Faktanya mahasiswa FMIPA tidak semua termasuk orang–orang yang termaksud, tetapi banyak mahasiswa yang biasa-biasa saja akan tetapi mereka  memiliki tekad dan kemauan yang kuat. Seperti kata pepatah dimana ada kemauan pasti ada jalan.
Selanjutnya ada lagi alasan lain untuk enggan masuk FMIPA UNTAD karena ke depannya susah dapat pekerjaan lebih baik masuk fakultas lain supaya bisa jadi guru, PNS, dll. Ini pandangan yang keliru. Padahl banyak prospek yang bisa dilakukan ke depan diantaranya bisa bekerja di Bank, Laboratorium kesehatan, perindustrian, kimia farma, BMKG, membuka peluang usaha. Bahkan di tahun 2013 kemarin diketahui bahwa orang yang memiliki penghasilan paling banyak di dunia merupakan seorang sarjana kimia, yang tak lain adalah sarjana SAINS.
Ada juga yang berpendapat bahwa kuliah di FMIPA UNTAD akan sangat menyita waktu, dan sangat sibuk dengan laporan, nggak mau ah masuk di FMIPA. Ini hanyalah salah satu dari sekian alasan untuk menolak FMIPA,  untuk mereka yang tidak percaya diri dan mau yang serba instan dan lebih mementingkan perasaan malasnya ketimbang ingin maju. Padahal dengan manajemen waktu yang baik maka semua pasti akan berjalan dengan baik.
Demikianlah berbagai alasan mengapa sampai hari ini peminat FMIPA UNTAD sendiri itu masih sangat kurang. Padahal sesungguhnya orang-orang yang memiliki peran penting dalam kemajuan teknologi adalah orang-orang yang berlatar pendidikan SAINS. Sarjana Sains memiliki peranan penting untuk kemajuan teknologi. Jadi, saatnya menentukan pilihan, FMIPA UNTAD? Why not!.

Selasa, 04 Maret 2014

Perjalanan Tadulako

      Universitas Tadulako merupakan salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia yang berkedudukan di Kota Palu, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah. Awalnya Universitas Tadulako ini masih bersifat sebagai cabang dari perguruan tinggi induk yakni UNHAS dan IKIP Ujung Pandang. Universitas ini berdiri sendiri sebagai perguruan tinggi negeri pada tahun 1981 sejak diterbitkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 36 tertanggal 14 Agustus 1981. Setelah melalui perjalanan dan perjuangan yang panjang selama 15 tahun mengelola Universitas dengan status cabang, para pimpinan universitas ini semakin menyadari betapa kemandirian itu sangat penting bagi kemajuan sebuag organisasi. Dengan kemandirian, universitas ini akan bisa bekerja lebih efektif efisien dalam menciptakan perubahan dan kemajuan, sekalipun untuk menciptakan kemandirian itu harus dibayar mahal. Kesadaran itulah yang mendorong semangat para pimpinan universitas ini untuk secepatnya membangun komitmen dan menyatukan langkah bersama membentuk satu wadah universitas negeri yang berdiri sendiri.
          Upaya mendirikan Universitas Tadulako sebagai perguruan tinggi negeri yang berdiri sendiri, ditempuh melalui perjuangan panjang dan ikhtiar bersama oleh para tokoh dan segenap komponen masyarakat Sulawesi Tengah. Dengan dilandasi oleh semangat kebersamaan, kekeluargaan, dan pengorbanan yang tinggi serta tekad yang kuat memajukan masyarakat dan daerah Provinsi Sulawesi Tengah, akhirnya perjuangan panjang itu berhasil diraih. Perjuangan panjang tersebut kemudian diabadikan sebagai bagian dari rangkaian perjalanan sejarah Universitas Tadulako. Ternyata pemberian nama tadulako ini juga memiliki sejarah. Berdasarkan pandangan masyarakat Sulawesi Tengah yang memahami makna dari kata “Tadulako” artinya “pemimpin” dan berdasarkan sifatnya berarti “keutamaan”. Jadi Tadulako dapat diartikan sebagai pemimpin yang memiliki sifat-sifat keutamaan (cerdas, berakhlak mulia, jujur dan terpercaya, adil dan bijaksana, berani dan bersemangat, pengayom dan pembela kebenaran). Oleh karena itulah Universitas ini diberi nama Universitas Tadulako yang biasa disingkat UNTAD. 
         Universitas Tadulako biasa juga dikenal dengan sebutan “Kampus Kaktus Bumi Tadulako” yang tak lain di latar belakangi oleh banyaknya tumbuhan kaktus yang tumbuh di daerah ini, khususnya kaktus centong yang nama latinnya Opuntia ficus indica. Filosofi tumbuhan kaktus disini termasuk tumbuhan yang tangguh, memiliki kekuatan untuk bertahan hidup di daerah yang tandus sehingga diharapkan agar para insan tadulako mengambil pelajaran dari tumbuhan kaktus yang WoW dan luar biasa ini, terlebih lagi tak bisa di pungkiri sebagian besar area di kamus UNTAD ini ditumbuhi kaktus. Jika dipandang dari segi ilmu kimia kaktus merupakan salah satu tumbuhan yang dapat digunakan sebagai bahan “penjernih” air yang mengandung logam-logam berbahaya seperti merkuri. Jadi, diharapkan juga para insan tadulako mampu menjalankan tugasnya dengan baik sebagai “agen of change” atau agen perubahan menuju kemajuan. Dengan semangat ke-Tadulako-an, para tokoh dan komponen masyarakat di daerah ini memulai kerja kerasnya membangun strategi dan menjabarkannya kedalam langkah-langkah kongkrit demi terciptanya lembaga dan masyarakat ilmiah.
       Sejak berdiri sendiri menjadi perguruan tinggi negeri, UNTAD secara konsisten dan berkelanjutan mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah serta mendapat kepercayaan yang semakin kuat dari masyarakat Indonesia, khususnya dari segenap lapisan masyarakat Sulawesi Tengah, sehingga dalam perkembangannya di jajaran perguruan tinggi negeri se Indonesia, posisi UNTAD semakin kokoh menjadi sebuah perguruan tinggi negeri yang selalu diperhitungkan karena mutunya. Posisi UNTAD tersebut semakin kokoh terutama setelah UNTAD menjadi salah satu dari The Fifty Promising Universities in Indonesia versi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) Indonesia 2007 diantara 2.680 Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta, dan merupakan satu-satunya Perguruan Tinggi di Sulawesi dan termausuk tiga diantara Perguruan Tinggi di kawasan timur Indonesia.
Page 1 of 10123...10
 

Mengenai Saya

Foto saya
Hi, I'am a Longlife Learner

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.